Budidaya Rusa UPTD BPIB Api-Api
Rusa sambar |
Lokasi
UPTD BPIB Api-Api terletak di Jl. Negara KM 32 Desa Api-Api Kec. Waru Kab. Penajam Paser Utara Provinsi kalimantan timur. Luas areal 50 ha, dari luas areal tersebut 30 ha digunakan untuk lahan tanaman hijauan makanan ternak, selebihnya digunakan untuk bangunan perkantoran, laboratorium, perkandangan, gudang, rumah dinas dan jalan lingkungan.
Karakteristik
Rusa Sambar (Rusa unicolor) termasuk golongan ruminansia yang mempunyai tingkah laku jelas berada dengan ruminansia lain, yaitu mempunyai ketajaman pendengaran, pemciuman, kecepatan melompat dan berlari cukup tinggi.
Pada umur dewasa berbadan besar, tungkai panjang, hidung gelap, dan suara khas melengking nyaring. Umumnya berwarna hitam kecoklat-coklatan dan cenderung coklat ke abu-abuan atau kemerahan, warna gelap sepanjang bagian atas. Bobot rusa Sambar dewasa (10 – 12 bulan), betina 80 – 90 kg. Panjang badan berkisar 1,5 m dan tinggi badan 1,4 – 1,6 m. bobot lahir 3 – 4 kg, sedangkan yang jantan antara 90-125 kg. Perkawinan alami secara umum berkisar antara bulan Juli sampai September, masa bunting ± 235 hari atau 7 – 8 bulan dan Calving Interval 10 – 12 bulan.
Perkembangan Ternak
Penangkaran dan budidaya rusa di Api-Api terbagi dalam 3 tahapan pengembangan yaitu : (1). Tahapan introduksi (1990-1995) metode pemeliharaan rusa masih secara otodidak melalui trial and error serta learning by doing. Selama kurun waktu ini dilakukan pengadaan rusa sebanyak 112 ekor, terjadi kelahiran 25 ekor, kematian 101 ekor sehingga populasi akhir 1995 sebanyak 46 ekor (jantan 19 ek, betina 27 ek), (2). Tahapan pengembangan (1996-2000), tidak ada lagi pengadaan rusa dan hanya pengembangkan rusa yang telah ada di penangkaran, (3). Tahapan komersial (2001-sekarang), Pada tahapan ini tercapai keputusan final tentang usaha budidaya (sebagai sentra bibit atau perpaduan antara usaha murni peternakan komersial dan kemitraan) serta keputusan “pengenalan” pada dunia usaha peternakan. Populasi sampai akhir Desember 2009 Sebanyak 217 ekor.
Tantangan dan Peluang
Rusa merupakan jenis ternak yang mempunyai potensi ekonomi tinggi, karena hampir seluruh bagian tubuh bisa dimanfaatkan, antara lain daging sebagai sumber protein, tanduk muda (velvet) sebagai bahan baku obat tradisional, tanduk tua (antler) sebagai bahan industri, kulit sebagai bahan baku industri penyamakan kulit.
Rusa mempunyai potensi produksi daging yang tinggi dengan keunggulan menghasilkan karkas sebesar 56-58 % dibandingkan dengan sapi yang hanya 51-55 % dan domba 44-50 % (Semiadi, G. 1998). Daging rusa yang disebut venison, dikenal karena rendah kandungan kolesterol dan lemak, selain dari sifat dagingnya yang empuk, rasa yang spesifik (gamey flavour) dan rendah kalori. Hal inilah yang dicari oleh para konsumen tingkat menengah keatas dimasa kini.
Melihat dari potensi tersebut di atas, ternak rusa mempunyai prospek yang cukup menarik dikembangkan sebagai komoditi unggulan baru di bidang peternakan yang bisa diusahakan ke arah agribisnis dan agroindustri, bahkan sangat dimungkinkan untuk dikembangkan ke arah pengembangan agrowisata sebagai salah satu objek wisata dengan tetap menjaga kelestariannya. Perbandingan kandungan nutrisi daging rusa dengan ternak lainnya per 100 gram
Ternak | Kalori (kkal) | Lemak (gram) | Kolesterol (mgr) | Protein (gram) |
Rusa merah Sapi potong Babi Domba Ayam Kalkun Ikan Salmon | 159 214 219 178 159 154 138 | 3,30 9,76 10,64 7,62 3,42 3,45 5,75 | 66 92 101 83 83 68 39 | 25 31 29 25 31 29 20 |
Sumber : Semiadi, G. Budidaya Rusa Tropika sebagai
Hewan Ternak, 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar